Sunday, December 16, 2012

E-Article: Pemanfaatan ICT pada Industri


Apa itu ICT?
          ICT adalah singkatan bahasa inggris dari Information and Communications Technology atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), secara suku kata TIK dapat diartikan sebagai berikut :
Teknologi      : (ayat 1)metode ilmiah untuk mencapai tujan praktis;
Informasi      : (ayat 2)pemberitahuan;kabar atau berita tentang sesuatu
Komunikasi    : (ayat 1) pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang  atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontrak
Kesimpulannya, TIK dapat diartikan sebagai sebuah metode untuk pengiriman dan penerimaan kabar atau berita tentang sesuatu antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami dengan praktis.
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan istilah gabungan dari Teknologi informasi dan Teknologi komunikasi. Perbedaannya :
Teknologi Informasi  : lebih menekankan pada hasil data yang diperoleh
Teknologi Komunikasi         : menekankan pada bagaimana hasil data dapat dikirim[1]
Kita mengenal dua faktor penting yang turut membantu proses produksi di pabrik, yaitu :
CAD    : singkatan dari Computer Aided Design, ini membantu dalam mendesain sebuah barang
CAM    : singkatan dari Computer Aided Manufacturing, dimana proses produksi dibantu oleh sistem.
Kemudian kita mengenal ERP (Enterprise Resource Planning), adalah penerapan ICT perusahaan secara penuh yang keseluruhan proses bisnis dan arus informasi yang dihasilkan ditangani oleh Sistem.
Apa itu industri?
Menurut KBBI, industri merupakan kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misal mesin.
Industri ada Industri Manufaktur dan Industri Jasa. Industri Jasa seperti pendidikan, dan pariwisata. Sementara Industri yang akan disorot disini adalah industri manufaktur, pembuatan bermacam-macam produk pangan seperti makanan cepat saji, dan minuman kemasan, produk tekstil, elektronik, otomotif, dan sebagainya.

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas yang dibutukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya.Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam perusahaan, dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan.

A. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perusahaan
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen
dalam perusahaan, cara lama kebanyakan

B. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Bisnis
Dalam dunia bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet.

C. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perbankan
Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo, pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.

D. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seirng perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari sering dijumpai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-Learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

E. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kesehatan
Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien. Digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak

Berikut ini jenis ICT dan media yang digunakan untuk menggunakan ICT:
Aplikasi Contoh
Pengolah kata Microsoft Word: Write letters, contoh:  laporan
Spreadsheets Microsoft Excel; Analisa informasi keuangan; perhitungan; menciptakan model-model peramalan, dll.
Perangkat lunak basis data Oracle, Microsoft SQL Server, Access; Mengelola data dalam berbagai bentuk, dari dasar daftar (misalnya pelanggan melalui kontak ke kompleks
Presentation software Misalnya Microsoft PowerPoint; membuat presentasi, baik secara langsung dengan menggunakan layar komputer atau proyektor data.
Desktop publishing Misalnya Adobe Indesign, Quark Express, Microsoft Penerbit; memproduksi newsletter, majalah dan dokumen lainnya yang rumit.
Graphics software Adobe Photoshop dan Illustrator, Macromedia Freehand danFireworks untuk membuat dan mengedit gambar seperti logo, gambar atau foto untuk DTP, situs web atau publikasi
Accounting package Sage, Oracle; Kelola sebuah organisasi termasuk rekening pendapatan / penjualan, pembelian, rekening bank dll Berbagai sistem yang tersedia mulai dari dasar paket cocok untuk usaha kecil sampai canggih yang ditujukan untuk perusahaan-perusahaan multinasional.
Computer Aided Design Computer Aided Design (CAD) adalah penggunaan komputer untuk membantu proses desain. ada program khusus untuk berbagai jenis desain: arsitektur, teknik, elektronik.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENRAPAN ICT PADA INDUSTRI
Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan sesuatu yang patut kita syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun, tidak semua kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Dibawah ini akan dipaparkan dampak positif (keuntungan) dan negatif(kerugian) dari penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)



Mengapa memakai ICT?
Dalam kegiatan industri, ICT berperan dalam :
1. Menentukan apa yang akan diproduksi
ICT akan mengumpulkan  data mengenai keadaan pasar, seperti barang apa yang paling laku, atau trn yang digemari. Kemudian dilanjutkan mengenai desain barang yang sebaiknya perusahaan produksi. ICT membantu desain dengan banyak cara[2] :
1. Gambar desain dapat dihasilkan dan diedit menggunakan software desain
2. Tulisan dan gambar bisa digabung dengan desk-top publishing (DTP)
3. Gambar dari produk yang sudah ada bisa di scan kemudian di edit
4. Database dapat menyimpan data hasil analisis survey
5. Diagram untuk menghasilkan grafik dan bagan untuk membantu pembiayaan produksi
2. Kapan barang diproduksi
ICT akan membantu memutuskan kapan produk sebaiknya mulai dibuat. Sistem akan memantau setiap proses produksi di pabrik, software sistem yang mengatur jadwal ini dinamakan Production Scheduling Software, contohnya seperti Tuppas (http://www.tuppas.com/production%20scheduling.htm)
3. Berapa banyak yang harus diproduksi
Dengan membandingkan data permintaan konsumen dan kapasitas produksi pabrik, ICT dapat menentukan barang apa yang diminta konsumen paling banyak dan menjadi prioritas produksi didalam pabrik.
4. Bagaimana barang tersebut diproduksi
ICT akan memperhitungkan komponen barang yang akan diproduksi, bagaimana agar hasil produksi menjadi “optimal”, bukan minimal maupun maksimal.
Contoh rinci proses bisnis perusahaan yang memanfaatkan ICT dapat diceritakan seperti berikut ini:
1. Bagian Marketing menemukan fakta bahwa konsumen sangat menggemari minuman kemasan berupa teh hijau dan teh hitam dan membuat data pangsa pasar menyarankan perusahaan untuk memproduksi teh kemasan tersebut.
2. Bagian Production Design akan menerima permintaan Marketing dan kemudian memutuskan resep teh hijau yang enak dan akan menginput ke dalam sistem produksi untuk siap dibuat.
3. Bagian Production Planning menentukan jumlah kemasan minuman yang akan diproduksi, sesuai dengan data bahan baku yang tersedia dan data permintaan jumlah kemasan dan kemudian menjadwalkan mesin untuk mulai memproduksi barang. Kemudian produk tersebut secepatnya harus siap untuk dikirim. Sambil dilakukan Quality Control untuk memastikan kualitas produk akan menjamin kepuasan pelanggan.
4. Bagian Shipping akan mengirim barang yang sudah jadi ke pasar mana saja yang siap menerima barang hasil produksi perusahaan tersebut.
5. Bagian Marketing akan mengevaluasi hasil penjualan, bila penjualan meningkat maka barang tersebut akan menjadi prioritas produksi, sistem akan mencatat penjualannya setiap periode yang ditentukan, bila permintaan menurun, berarti sudah saatnya produk mengalami “peremajaan”, seperti pergantian logo, desain botol, dan mungkin memberikan citarasa yang sedikit berbeda.
Tujuan memakai ICT?
Sejatinya, disetiap perusahaan pasti memiliki yang namanya inefisiensi, namun besarnya berbeda – beda tergantung dari Waste Managementperusahaan itu. Menurut 7 Mudas, atau The 7 Wastes menjabarkan ketujuh sumber pemborosan[3] :
1. The Waste of Transport : Transportasi adalah bagian dari proses bisnis, namun tidak menambahkan nilai untuk barang yang kita jual. Karenanya, dibutuhkan ICT agar pengelolaan transport lebih baik, untuk menghindari kemacetan, menghindari bencana karena cuaca, dll.
2. The Waste of Inventory : Setiap barang yang disimpan akan memakan biaya penyewaan gudang, serta perawatan agar awet. ICT berperan dalam mengelola inventory agar cepat diproses dan cepat dikirim ke pelanggan.
3. The Waste of Motion : Pemborosan pergerakan seperti mesin dan manusia, mengenai prosedur kerja digudang. ICT dapat membantu menerima feedback dari user (karyawan pabrik), mengenai bagaimana prosedur yang lebih efisien dan efektif.
4. The Waste of Waiting : Salah satu sumber pemborosan yang sering diperhatikan. Ini mengenai waktu yang dihabiskan untuk menunggu proses produksi selesai, proses QC yang lama, menunggu barang apa yang harus dibuat berikutnya, maupun masalah teknis yang tidak diduga. ICT membantu mengatur jadwal produksi sehingga tidak membuang banyak waktu.
5. The Waste of Overproduction : pemborosan yang paling serius, mengenai produk yang dibuat terlalu banyak padahal permintaan sedikit. ICT membantu menentukan produk mana yang banyak dibutuhkan pelanggan sehingga dapat menjadwalkan produksi dengan lebih efisien.
6. The Waste of Overprocessing : ini mengenai produksi yang prosedurnya ribet, atau terlalu banyak teknik yang digunakan dalam membuat produk yang sebenarnya simpel untuk dibuat.
7. The Waste of Defects : pemborosan yang paling kelihatan jelas. Cacat produksi tentu sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun dapat diminimalisir. Dengan ICT, kita dapat memantau proses bisnis apakah ada kesalahan seperti mesin yang bermasalah menyebabkan kesalahan saat proses produksi, atau ada bahan baku yang juga cacat.
Agar suatu pabrik dapat berjalan secara optimal, peran ICT adalah menentukan bagaimana data barang yang harus diproduksi dalam suatu industri dapat diolah dan menjadi informasi secara tepat dan cepat, yang kemudian dikirim ke bagian yang membutuhkan.
Dengan ICT, berbagai keputusan yang diambil oleh bagian yang berbeda akan lebih mudah, karena datanya sudah diatur oleh sistem dan akan menghasilkan informasi yang berkualitas dan akurat. Alhasil, kebijakan yang diambil juga tepat sasaran. Tepat sasaran berarti optimal, efisien dan efektif.
Manfaat memakai ICT?
Kita tahu bahwa tujuan ICT adalah mengelola informasi. Tapi untuk apa informasi itu dikelola dan dijaga dengan baik? Pada dasarnya, informasi memiliki nilai. Sebuah informasi menjadi sangat bernilai bila dapat mendatangkan keuntungan. Perusahaan akan rela mengeluarkan banyak uang untuk memperoleh data dari lembaga survey atau mengadakan penelitian demi mendapatkan informasi.
ICT hanya memiliki satu manfaat sederhana : Memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Bagaimana agar industri dapat bekerja secara efisien (doing things right) dan efektif (doing the right thing).
________________________________________
[1] http://opr3kkomd4.wordpress.com/2010/03/03/pengertian-teknologi-komunikasi/
[2]http://www.bbc.co.uk/schools/gcsebitesize/design/resistantmaterials/processindpracrev1.shtml
[3] http://leanmanufacturingtools.org/77/the-seven-wastes-7-mudas/

Saturday, January 22, 2011

Array pada Java


Setelah lama vakum sekarang saya ingin melanjutkan postingan saya tentang java. sekarang saya akan membahas tentang Array pada Java.

yang pertama:

- Butuh deklarasi variabel di array
- Spesifikasi tipe data pada array
- Menggunakan simbol '[]'



CONTOH:
double [arrayRefVar]; atau double arrayRefVar []; <-- diijinkan tapi tidak disarankan Kedua model deklarasi di atas diadopsi dari C / C + + - Deklarasi array tidak mengalokasikan memori
- Array dapat digunakan setelah membuat array
- Operator: new
- Mengalokasikan memori yang sesuai dimensi array


CONTOH:

double[] myList = new double[10]; atau double[] myList; myList = new double[10];
CONTOH ARRAY PADA TIPE CHART:

char[] city = {‘D’,’a’,’l’,’l’,’a’,’s’};

untuk mencetak:


System.out.println(city);


CONTOH ARRAY PADA STRING
String[] name={"Andre", "Bunga", "Christine", "Dedianto"}; untuk mencetak nama index-0  System.out.println(name[0]); untuk mencetak nama index-1  System.out.println(name[1]);

oke sekarang kita coba untuk membuat ketikan perintah ini di textpad anda












apabila sudah selesai maka hasil compile anda akan seperti ini:












Selamat mencoba ditunggu commentnya.

Wednesday, December 8, 2010

Mengganti Password Administrator Windows Xp

Maaf ini trik perlu berhati-hati karena kalo terjadi kerusakan atas software dan hardware anda adalah tanggung jawab anda sendiri

1. Pertama-tama buka [Start] lalu pilih [Run] lalu ketikkan lusrmgr.msc lalu tekan Enter
2. Kemudian Anda akan melihat window Local Users and Groups. Di window inilah kita bisa mengganti password pada Windows. Lalu pilih folder Users di sebelah kiri dan lihat ke jendela di sebelah kanan akan menampilkan daftar user yang ada.
3. Pilih user yang ingin kita ganti passwordnya. Klik kanan pada User tersebut lalu pilih Set Password… Misalnya kita ingin mengganti password administratornya, maka klik kanan pada user Administator lalu pilih Set Password…
4. Lalu akan muncul jendela peringatan megenai resiko mengganti/mereset passwordAdministrtator. Klik Proceed untuk melanjutkan pekerjaan kita.
5. Isi password baru yang ingin kita pasang pada New Password dan konfirmasikan sekalilagi password baru tersebut pada Confirm Password.
Nah.. selesai dah

Sumber

Wednesday, November 24, 2010

Tutorial Java dengan Textpad

bagi kalian yang belum memiliki software textpadnya bisa langsung di download disini
download
instal JDKnya terlebih dahulu, bisa diwonload disini
setelah itu baru instal textpad yang sudah di download tadi

kemuadia buka programnya












setelah itu bikin public class terlebih dahulu












setelah itu save dengan format test1.java(nama public class bebas tidak harus test1). maka akan berubah warna.












kemudian tuliskan sebagai berikut :
System.out.println("Hello word");












lakukan compile dengan menekan F1 apabila Tool completed successfully
maka
tekan F2 untuk menampilkannya.












println : berfungsi untuk mencetak dengan enter
print : berfungsi untuk mencetak tanpa enter
printf : berfungsi untuk mencetak dengan format
\t : berfungsi sebagai tab (jarak)
\n : berfungsi sebagai enter sama sepernti println

bagi yang kurang jelas bisa comment langsung

Hitman 2: Silent Assassin





Despite what my high school guidance counselor says, I'd make a terrible hitman. I'm fine with the whole killing thing; I just don't seem to have the patience to keep the killing to a minimum acceptable level. If I can save three minutes by killing a guy, I'll probably do it. Such is the verdict at least of a week's worth of playing Eidos' Hitman 2, the follow up to one of the better-conceived games of 2000.

But while the original had some really interesting ideas, the actual implementation of those ideas fell short in a few key areas. Thankfully, the sequel fixes virtually everything that was wrong with the first game and preserves everything that we liked. Better still, the game doesn't take the fact that I'm an impatient hitman seriously enough that it keeps me from enjoying myself.

For those of you who are just joining us, Hitman 2 puts you in the role of Agent 47, an assassin for hire, and sends you all over the world performing murders for hire. But things don't start like that. The hitman, codenamed 47, has had a change of heart and repented from his evil ways and is now living in a monastery. Without giving it away, circumstances call him back in to action.

Soon he's in the midst of a dangerous world where he himself is often the most dangerous element. Hired to kill for money, he travels to various locations around the globe performing a series of seemingly unconnected hits that gradually come together to form a larger picture. Along the way, you can take many different approaches to your contracts. As long as the guy you're supposed to kill winds up dead, no one's in a position to complain.

To a large extent, that's the real beauty of Hitman 2. While Thief is a great game, the fact that you have to use stealth gives it a limitation (albeit a compelling one) that Hitman 2 doesn't have. Instead, Hitman 2 lets you play either blatantly excessive or artfully efficient in terms of violence and confrontation. Sure, most missions offer substantial rewards for the inconvenience inherent in sneaking around, but few of them categorically restrict the player to this approach. Given the practical benefits of going in with guns blazing, how you progress through a level is more a matter of taste than a matter of mission scripting.

That simply philosophy is apparent at all levels -- from the game's core concept to the execution of the smallest tasks. Since Dan played a great deal of the game for our previews, we've been sharing a lot of our experiences with each other. In nearly every case, I'm amazed that we've both come up with drastically different yet equally effective solutions to the same missions. Still more impressive is that he and I can have vastly different body counts for successful missions. In some cases, one or the other of us was able to focus on a much less bloody approach than the other.

Like I said, most of my missions were a little too bloody, and there's a greater satisfaction to be found in infiltrating a level, avoiding all the guards, killing your lone target and then getting out again without anyone being the wiser. The game ranks your performance based on the amount of disruption you cause in a given mission. The efficient players will be labeled "stealth assassins," the more reckless ones are likely to be termed "mass murderers." Realistically, you'll wind up in between most of the time, coming across as a simple "hatchet man" or "slayer."

During the course of the game, you'll have to take on a number of tasks -- that is to say, you'll have to take on the same task (killing a dude) in a number of different circumstances and settings. You'll have to break in to a penthouse and make your hit look like a burglary. Or you'll have to ice a general who's interrogating a prisoner deep in a military basement. Or place a transmitter on a guy, then kill him so you can track his corpse to the guy you really want to kill, his father.
All of these missions are delivered to you via a laptop in your shed. One would assume that a state-of-the-art hitman would have access to better intelligence than your guy seems to. The large streets maps that you get don't show things like doors or windows or even how many floors a given building has. You get this info for some of the key structures but there are more than a few instances where looking at the map gives you almost no indication of what the level is really like.

As a result, some of the more difficult missions require you to go in and screw things up once or twice before you get a sense of how the various pieces of the puzzle add up to a successful mission. There are also a number of items and triggers that are hard to figure out exactly. Occasionally the game will give you an item (like a cell phone and a pager) without presenting a clear circumstance for its use. I really like the free nature of this approach and the improvisation required to pull it off is kind of fun. Still, it seems like a professional hitman would be a little better prepared before going off on a hit.

There are also some frustrating ambiguities in the mission briefings. In an early mission, you're told that you can pick up your equipment "near the pier." What this actually means is "complete across the street from the pier behind a dumpster." It seems amateurish that your employers aren't clearer about these things. In any case, this is a game that tests how resourceful you are and how quickly you can adapt to changes in the "plan."

But even if you figure out a particular path through a level, there are bound to be plenty of others that you didn't try or perhaps weren't even aware of. In one mission where you have to assassinate two men meeting in a park, I fixed it by planting a bomb on one of the guy's cars, and then climbed up a radio tower to snipe the other one. When his friend went down, the other guy raced to his car and boom! Dan, on the other hand, after placing the bomb on the first lime merely waited until the other limo driver went down an alley to take a leak. Dan snuck up and strangled him, switched his clothes and walked back to plant the bomb on the limo himself.

One big (and entirely welcome) change is the addition of a save system. Based on the difficultly level you've chosen, you'll be allotted a certain number of saves for each mission. At the end of the mission, your success rating is dependent on the number of saves you've used. The game also rewards more stealthy players with bonus saves for completing particular tasks without resorting to some sort of bloodbath. Being sneaky also rewards you with extra equipment for subsequent missions.

Download(mediafire)
part 1.001

part 1.002

part 1.003

part 1.004

part 1.005

part 1.006

True Crime New York City


Like Grand Theft Auto, but, not. It has always been beyond me why companies try to copy other successful formulas. Inevitably its not going to work. Inevitably you're going to get a second rate piece of rubbish, and inevitably everyone is going to compare it to the decent version and laugh at yours and give it self esteem issues. So why do it? I don't know.
Perhaps hope springs eternal in game maker's breasts. That must be the reason. Misplaced hope is always somewhat pathetic though, and it is especially pathetic when it comes to True Crime: New York City.

The first complaint I'll have to make is the minuscule game play. There a
re four missions. Four. They are all about the same to play too. Which really makes you wonder why they bothered at all. It's like storyline was a hassle that they had to deal with, but would much rather not have done.

You find yourself as Marcus Reed, a young renegade cop, determined to put wrongs right, and commit his own brand of crime while he does it. It is a little confusing telling whether the “True Crime” part of the title refers to the gangsters you bust, or your own character, who has no respect for procedure at all.

There are a decent amount of side missions to go on, which helps disguise the lack of true storyline. They can be fairly entertaining to take part in, and actually introduce some variety into the game play. Part of your cop duties are doing things like taking part in illegal street races. Something tells me that the real NYPD's duties are by and large a lot less interesting than Marcus's.


The high point of this game is undoubtedly the way that New York has been recreated in a game world. Unfortunately most of us are not looking for 3D maps of New York, rather we're looking to play a decent game. Unfortunately this is not going to happen here. Part of the problem is bad underlying design, and part of the problem appears to be the fact that this is a poorly done port from Xbox and PS2.

The overall presentation of the game is very hit and miss. There are some awesome cameo appearances from people like Christopher Walken and Lawrence Fishb
urne. (Think Morpheus, he should just change his name to Morpheus anyway, that would be so cool.)
A nice touch is the interrogation aspect of the game, which should interest anyone thinking of a career in international relations for the US Military. Other interesting things that should be mentioned are the shooting system, which I have to compliment, though purists will be upset because its too easy. This isn't a FPS, so an overly simplified shooting system can be forgiven. Basically all you have to do to take down a crim is fire in their general direction. What could be more simple?

Each successfully completed mission gives you career points, which you can use to be a better cop. You can also learn new fighting moves, driving moves, that sort of thing. New moves are learned at dojos scattered across the city, and the process of becoming a better fighter does feel a tad contrived, but hey, its not reality right?

No, it's not, and you'll be reminded of that fact constantly with the interesting array of glitches that have been left in the game for your amusement. There are so few character models that it almost feels like New York has been transformed into a city of clones. Perhaps there is more Matrix inspired influence here than we previously suspected, as you'll discover when a virtual army of blocky clones meander down the block.

Those are far from being the only problems though, your character seems to have trouble not only telling right from wrong, but wall from not wall. Look, he's halfway t
hrough it! Magic!

Graphically this game is, as my dear dad used to say, a dog's breakfast. Terrible textures, environments with buildings that are barely differentiated from one another, animations that will make you laugh, or perhaps cry.

Not much attention has been paid to physics and realism either. Cars and people literally pop in and out of existence right before your eyes, which is rather disconcerting at the best of times and teeth grindingly retarded at others.

Sound wise it's not much better, with voice actors clearly suffering from tourettes having been employed to give 'life' to the characters of the game.
To sum this game up: Could have done better, should have done better. Needs to work harder. Doesn't play well with others. Termination recommended.






Download (mediafire)

part 1

part 2

part 3

part 4

part 5

part 6

part 7

part 8

part 9

part 10

part 11

part 12

part 13

part 14

part 15

part 16

part 17

part 18

Sunday, November 14, 2010

Warcraft 3


t has been nearly 15 years since the war between the Orcs and Humans ended. An uneasy peace settled over the land while, for years, the drums of war were silent. Yet the kingdoms of men grew complacent in their victory--and slowly, the defeated orcish clans regrouped under the banner of a new visionary leader.

Now a darker shadow has fallen over the world, threatening to extinguish all life, all hope. The drums of war play upon the winds once again, rising urgently towards the inevitable hour when the skies will rain fire and the world will tremble before the coming of the Burning Legion. Armed with distinctive units, magical abilities and weapons of war, the Orcs, Humans, Undead, and Night Elves clash in their renewed struggle for dominance. The Day of Judgment has come.

The demo version of the game lets you try out both the single-player game mode and multiplayer on one map.

Download
part 1

part 2

part 3

part 4

part 5

part 6

part 7